• Welcome to my life

    Di sini anda bisa berpikir.. bebas untuk berpendapat secara logika.. silahkan pahami karya-karyaku ini... ku persembah kan ini untk mu teman.. T E M A N……… Teman, kata sederhana yang tidak mudah ditemukan dalam kenyataan Teman, tak semua yang dekat bisa berlabelkannya Teman, ada kerinduan untuk selalu dapat bertemu dengan sosok sepertinya Pernahkah kau temukan seseorang yang senantiasa setia di sisimu kala kau jatuh dan hilang asa. Pernahkah kau dapati sesosok makhluk yang selalu tahan mendengar kisahmu kala angin membawa berita-berita busuk tentangmu. Pernahkah handphone berdering di tengah malam, hanya untuk sebuah kalimat pendek “Apa Kabar Imanmu Malam ini ?” Pernahkah kau tangkap butiran air mata yang disembunyikan, sehabis doa panjang yang padanya terselip namamu. Dialah teman sejatimu salam cinta ==================================== BY KATA TUHAN

POTENSI ALAM JAWA BARAT

Posted by dias at-tatrouk On 18.59 0 komentar


  Jawa barat merupakan provinsi yang sangat produktif dibidang pariwisata. Karena letaknya yang sangat strategis dan disana terdapat beberapa tempat wisata yang dapat memberikan pendapatan daerah di Jawa Barat. Di samping itu penduduknya ramah terhadap para pelancong. Sesuatu yang menarik di Jawa Barat adalah:

1. Senyuman Masyarakat Sunda

Sebagai ciri khas Jawa Barat tidak lain adalah senyum masyarakat sunda, yang selalu menyertai kemana saja kita pergi ketempat-tempat menarik yang terdapat di Provinsi ini, kalimat yang paling sesuai ditujukan bagi senyum mereka tersebut adalah keramahtamahan. Jadi sekaranglah saatnya untuk datang dan menikmati daya tarik Jawa Barat serta dijamin kegembiraannya. sekali untuk seumur hidup sebagai pengalaman yang tidak terlupakan.
2. Bandung, The Paris Van Java
Perjalanan ke Jawa Barat tidak akan lengkap jika belum berkunjung ke ibukota Provinsi. Dengan kepadatan populasi lebih dari tiga juta jiwa, Bandung telah lama dikenal sebagai tempat untuk pariwisata dan memiliki berbagai macam kebutuhan fasilitas yang berstandar internasional.
Di sebelah utara terdapat Tangkuban Perahu dan di sebelah selatan dari the Paris Van Java ini terdapat Kawah Putih yang dikelilingi oleh berbagai jenis tata letak yang spektakuler, serta dapat menikmati spa dan pemandian air panas di Ciater atau Cipanas Tarogong Garut, yang berjarak sangat dekat dari Bandung.
3. Surganya Belanja
Jawa Barat merupakan tempat yang sangat menjanjikan bagi para pembelanja, terutama di Bandung. Dapat memberikan kegembiraan yang lebih dan berharap petualangan ini tidak hanya dapat ditemukan di pedagang kali lima saja yang selalu menawarkan dagangannya yang unik, hal semacam ini dapat dilakukan tawar menawar harga. Tetapi mereka tetap memiliki tempat yang cukup besar dari banyaknya tempat perbelanjaan yang telah menjamur atau pasar kedua yang selalu memberikan hal-hal mengenai gaya kebaratan namun tidak semua pertokoan menyediakan, ruang pendingin pasar swalayan yang mengikuti perkembangan gaya kebaratan, toko perbelanjaan moderen dan factory outlet.
4. Keindahan Puncak Pass
Selamat datang di daerah Puncak Pass, sebagai salah satu daya tarik Pariwisata Jawa Barat. Dari arah selatan Jakarta dapat ditempuh satu jam berkendaraan, sudah menjadi kebiasaan di setiap akhir minggu Puncak Pass digunakan sebagai tempat untuk beristirahat. Disamping udara pegunungan yang sejuk, juga masih banyak lagi yang dapat dinikmati, antara lain Cibodas dan Kebun Raya Bogor, Taman Nasional Gede Pangrango, beberapa perkebunan teh dan Taman Safari, ini semua hanya sebagian kelebihan yang dapat dinikmati oleh para pengunjung terhadap keindahan dari Puncak Pass.
5. Cirebon Sebagai Kota Raja
Istana kesultanan, pusat dari kerajaan masyarakat Jawa Barat, suatu kesempatan untuk menyaksikan harta peninggalan yang unik dan tradisi masa lalu. Cirebon merupakan tempat pertemuan dari berbagai perbedaan percampuran yang sangat menarik dari budaya masyarakat sunda yang beragama islam, masyarakat Cina dan Hindu serta pre-Hindu. Hanya sebentar jarak yang ditempuh dari Cirebon untuk dapat ke Resort Spa Sangkuriang, disini kita dapat beristirahat dan menikmati pemandian air panas aroma terapi di Ciremai. Ini semua hanya sebagian kelebihan yang dapat dinikmati oleh para pengunjung terhadap daya tarik daerah pariwisata kota raja Cirebon Jawa Barat.
6. Legenda Pelabuhan Ratu
pelabuhanratu.jpg
Selamat datang di wilayah Pelabuhan Ratu, tujuan lain Pelabuhan Ratu Jawa Barat, merupakan tempat tinggal Ratu Kidul, Ratu Pantai Selatan. Hanya tiga jam jarak yang ditempuh dari Jakarta dengan berkendaran. Saat berkunjung ke pantai ini, kita dapat menikmati yaitu daerah pemandangannya seperti danau Lido yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Berbagai macam dapat anda lakukan disini, antar lain berkunjung ke pasar ikan, menyaksikan upacara kelautan yang unik, menyaksikan penyu yang pergi meninggalkan telurnya di pantai Pangumabahan dan jika ingin mencari petualangan, perjalanan arung jeram di Sungai Citarik akan menjadi pengalaman yang tidak dapat terlupakan.
7. Petualangan Selama di Pangandaran
Selamat datang di daerah petualangan Pangandaran, sebagai salah satu daya tarik Jawa Barat. Hanya tujuh jam berkendaraan dari Jakarta dan empat setengah jam dari Bandung, Pangandaran sebagai daerah yang memiliki keindahan memberikan pengalaman yang tidak dapat terlupakan. Disini juga dapat berenang dengan aman dan menikmati keindahan pantai, mengunjungi cadangan alam Pananjung dan green canyonnya serta beristirahat di kampung Naga. ini semua hanya sebagian kelebihan yang dapat dinikmati oleh para pengunjung terhadap daya tarik daerah Pananjung.

Budaya Sunda

Posted by dias at-tatrouk On 18.45 0 komentar

Budaya Sunda dikenal dengan budaya yang sangat menjujung tinggi sopan santun. Pada umumnya karakter masyarakat sunda, ramah tamah (someah), murah senyum, lemah lembut, dan sangat menghormati orangtua. Itulah cermin budaya dan kultur masyarakat sunda. Di dalam bahasa Sunda diajarkan bagaimana menggunakan bahasa halus untuk orang tua.
Seperti pada kebudayaan sunda, kebudayaan sunda termasuk kebudayaan tertua.kebudayaan sunda yang ideal kemudian sering dikaitkan sebagai kebbudayaan raja – raja sunda. Ada beberapa waTka dalam budaya Sunda tentang satu jalan menuju keutamaan hidup.Etos dan watak Sunda itu adalah cageur,bageur,singer dan pinter. Kebudayaan sunda juga merupakan salah satu kebudayaan yang menjadi sumber kekayaan bagi bangsa Indonesia yang dalam perkembangannya perludilestarikan. Hampir semua masyarakat sunda beragama Islam namun ada beberapa yang bukan beragama islam, walaupun berebeda namun pada dasarnya seluruh kehidupan di tujukan untuk alam semesta.
Kebudayaan sunda memiliki ciri khas tertentu yang membedakannya dari kebudayaan – kebudayaan lain. Secaraumum masyarakat Jawa Barat atau Tatar sunda , sering dikenal dengan masyarakat religius.Kecenderungan ini tampak sebagaimana dalam pameo “ silih asih, silih asah dan silih asuh, saling mengasihi, saling mempertajam diri dan saling malindungi.Selain itu Sunda juga memiliki sejumlah budaya lain yang khas seperti kesopanan,rendah hati terhadap sesama, kepada yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih kecil.Pada kebudayaan sunda keseimbangan magis di pertahankan dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat sunda melakukan gotong royong untuk mempertahankannya.
Budaya sunda memiliki banyak kesenian , diantaranya adalah kesenian sisngaan, tarian khas sunda, wayang golek,permainan anak kecil yang khas,alat musik sunda yang bisanya digunakan pada pagelaran kesenian.
Sisingaan adalah kesenian khas sunda yang menampilkan 2 – 4 boneka singa yang diusung oleh para pemainnya sambil menari sisingaan sering digunakan dalam acara tertentu, seperti pada acra khitanan.
Wayang golek adalah boneka kayu yang dimainkan berdasarkan karakter tertentu dalam suatu cerita perwayangan. Wayang diamainkan oleh seorang dalang yang menguasai berbagai karakter maupun suara tokoh yang di mainkan.
Jaipongan adalah pengembangan dan akar dari tarian klasik .
Tarian Ketuk Tilu , sesuai dengan namanya Tarian ketuk tilu berasal dari nama sebuah instrumen atau alat musik tradisional yang disebut ketuk sejumlah 3 buah.
Alat musik khas sunda yaitu, angklung , rampak kendang, suling,kecapi,gong,calung. Angklung adalah instrumen musik yang terbuat dari bambu , yang unik , enak didengar angklung juga sudah menjadi salah satu warisan kebudayaan Indonesia.
Rampak kendang adalah salah satu instrumen musik tradisional yang di mainkan bersamma – sama instrumen lainnya

Asal-usu wayang

Posted by dias at-tatrouk On 06.23 0 komentar

Sebelum kebudayaan Hindu memasuki wilayah nusantara, khususnya pulau Jawa, kesenian wayang sudah ada (dalam bentuknya yang asli).
Kemudian kesenian wayang mulai berkembang saat masa Hindu Jawa. Masa Hindu Jawa adalah masa transisi masyarakat Jawa ketika itu masih belum melepaskan sepenuhnya tradisi animisme dan dinamisme.
Menurut Kitab Centini, tentang asal-usul wayang Purwa disebutkan bahwa kesenian wayang, mula-mula sekali diciptakan oleh Raja Jayabaya dari Kerajaan Mamenang/Kediri.
Sekitar abad ke 10 Raja Jayabaya berusaha menciptakan gambaran dari roh leluhurnya dan digoreskan di atas daun lontar. Bentuk gambaran wayang tersebut ditiru dari gambaran relief cerita Ramayana pada Candi Penataran di Blitar. Ceritera Ramayana sangat menarik perhatiannya karena Jayabaya termasuk penyembah Dewa Wisnu yang setia, bahkan oleh masyarakat dianggap sebagai penjelmaan atau titisan Batara Wisnu. Figur tokoh yang digambarkan untuk pertama kali adalah Batara Guru atau Sang Hyang Jagadnata yaitu perwujudan dari Dewa Wisnu.
Masa berikutnya yaitu pada jaman Jenggala, kegiatan penciptaan wayang semakin berkembang. Semenjak Raja Jenggala Sri Lembuami luhur wafat, maka pemerintahan dipegang oleh puteranya yang bernama Raden Panji Rawisrengga dan bergelar Sri Suryawisesa. Semasa berkuasa Sri Suryawisesa giat menyempurnakan bentuk wayang Purwa. Wayang-wayang hasil ciptaannya dikumpulkan dan disimpan dalam peti yang indah. Sementara itu diciptakan pula pakem ceritera wayang Purwa. Setiap ada upacara penting di istana diselenggarakan pagelaran Wayang Purwa dan Sri Suryawisesa sendiri bertindak sebagal dalangnya.
Para sanak keluarganya membantu pagelaran dan bertindak sebagai penabuh gamelan. Pada masa itu pagelaran wayang Purwa sudah diiringi dengan gamelan laras slendro. Setelah Sri Suryawisesa wafat, digantikan oleh puteranya yaitu Raden Kudalaleyan yang bergelar Suryaamiluhur. Selama masa pemerintahannya beliau giat pula menyempurnakan Wayang. Gambar-gambar wayang dari daun lontar hasil ciptaan leluhurnya dipindahkan pada kertas dengan tetap mempertahankan bentuk yang ada pada daun lontar. Dengan gambaran wayang yang dilukis pada kertas ini, setiap ada upacara penting di lingkungan kraton diselenggarakan pagelaran wayang.
Pada jaman Majapahit usaha melukiskan gambaran wayang di atas kertas disempurnakan dengan ditambahi bagian-bagian kecil yang digulung menjadi satu. Wayang berbentuk gulungan tersebut, bilamana akan dimainkan maka gulungan harus dibeber. Oleh karena itu wayang jenis ini biasa disebut wayang Beber. Semenjak terciptanya wayang Beber tersebut terlihat pula bahwa lingkup kesenian wayang tidak semata-mata merupakan kesenian Kraton, tetapi malah meluas ke lingkungan diluar istana walaupun sifatnya masih sangat terbatas. Sejak itu masyarakat di luar lingkungan kraton sempat pula ikut menikmati keindahannya. Bilamana pagelaran dilakukan di dalam istana diiringi dengan gamelan laras slendro. Tetapi bilamana pagelaran dilakukan di luar istana, maka iringannya hanya berupa Rebab dan lakonnya pun terbatas pada lakon Murwakala, yaitu lakon khusus untuk upacara ruwatan. Kisah-kisah yang dipagelarkan umumnya merupakan lakon dalam Mahabharata dan Ramayana atau kisah seputar kerajaan Jenggala.
Pada masa pemerintahan Raja Brawijaya terakhir, kebetulan sekali dikaruniai seorang putera yang mempunyai keahlian melukis, yaitu Raden Sungging Prabangkara. Bakat puteranya ini dimanfaatkan oleh Raja Brawijaya untuk menyempurkan wujud wayang Beber dengan cat. Pewarnaan dari wayang tersebut disesuaikan dengan wujud serta martabat dari tokoh itu, yaitu misalnya Raja, Kesatria, Pendeta, Dewa, Punakawan dan lain sebagainya. Dengan demikian pada masa akhir Kerajaan Majapahit, keadaan wayang Beber semakin semarak.
Cerita terkenal yang acapkali mengilhami pembuatan wayang Beber selain kisah Purwa –yang didominasi oleh pemujaan terhadap Wisnu–, adalah kisah nyata tentang cinta antara Raden Panji Asmarabangun, putra mahkota kerajaan Jenggala dan Galuh Candra Kirana, seorang putri dari Kediri. Candra Kirana diyakini merupakan titisan Dewi Ratih (dewi asmara) dan Asmarabangun adalah inkarnasi dari Dewa Kamajaya (dewa asmara). Dalam kisah ini terdiri dari deretan kisah perjalanan pencarian dan pertemuan pasangan tersebut dalam berbagai penyamaran saat berkelana.Sebut saja kisah Panji Semirang hingga Ande-ande Lumut. Kisah ini menjadi bait puisi sekaligus tembang berjudul “Smaradahana” (Api Cinta). Akhir cerita pasangan tersebut akhirnya menikah dan lahirlah Raja Putra, kemudian Panji Asmorobangun menjadi Raja Jenggala bergelar Sri Kameswara atau Prabu Suryowiseso atau Hino Kertapati (Inu Kertapati).
Pagelaran wayang Beber hingga kini dilakukan hanya pada saat ruwatan, acara ritual menghalau kekuatan buruk dan khusus mendatangkan hal-hal baik semata. Keberadaan 1-2 wayang Beber kuno masih ditemukan di beberapa daerah, antara lain di Wonosari, Yogyakarta dan Museum Mangkunegaran di Solo (Surakarta), Jawa Tengah serta di Donorojo, kawasan Pacitan, Jawa Timur.
Semenjak runtuhnya kerajaan Majapahit dengan sengkala; Geni murub siniram jalma ( 1433 / 1511 M ), maka wayang beserta gamelannya diboyong ke Demak. Hal ini terjadi karena Sultan Demak Syah Alam Akbar I sangat menggemari seni kerawitan dan pertunjukan wayang.
Pada masa itu sementara pengikut agama Islam ada yang beranggapan bahwa gamelan dan wayang adalah kesenian yang haram karena berbau Hindu. Timbulnya perbedaan pandangan antara sikap menyenangi dan mengharamkan tersebut mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap perkembangan kesenian wayang itu sendiri.
Untuk menghilangkan kesan yang serba berbau Hindu dan kesan pemujaan kepada arca, maka timbul gagasan baru untuk menciptakan wayang dalam wujud baru dengan menghilangkan wujud gambaran manusia.
Berkat keuletan dan ketrampilan para pengikut Islam yang menggemari kesenian wayang, terutama para Wali, berhasil menciptakan bentuk baru dari Wayang Purwa dengan bahan kulit kerbau yang agak ditipiskan dengan wajah digambarkan miring, ukuran tangan dibuat lebih panjang dari ukuran tangan manusia, sehingga sampai di kaki. Wayang dari kulit kerbau ini diberi warna dasar putih yang dibuat dari campuran bahan perekat dan tepung tulang, sedangkan pakaiannya di cat dengan tinta.
Pada masa itu terjadi perubahan secara besar-besaran di seputar pewayangan. Di samping bentuk wayang baru, diubah pula tehnik pakelirannya, yaitu dengan mempergunakan sarana kelir/layar, mempergunakan pohon pisang sebagai alat untuk menancapkan wayang, mempergunakan blencong sebagai sarana penerangan, mempergunakan kotak sebagai alat untuk menyimpan wayang. Dan diciptakan pula alat khusus untuk memukul kotak yang disebut cempala. Meskipun demikian dalam pagelaran masih mempergunakan lakon baku dari Serat Ramayana dan Mahabarata, namun di sana-sini sudah mulai dimasukkan unsur dakwah, walaupun masih dalam bentuk serba pasemon atau dalam bentuk lambang-lambang. Adapun wayang Beber yang merupakan sumber, dikeluarkan dari pagelaran istana dan masih tetap dipagelarkan di luar lingkungan istana.
Pada jaman pemerintahan Sultan Syah Alam Akbar III atau Sultan Trenggana, perwujudan wayang kulit semakin semarak. Bentuk-bentuk baku dari wayang mulai diciptakan. Misalnya bentuk mata, diperkenalkan dua macam bentuk liyepan atau gambaran mata yang mirip gabah padi atau mirip orang yang sedang mengantuk. Dan mata telengan yaitu mata wayang yang berbentuk bundar. Penampilan wayang lebih semarak lagi karena diprada dengan cat yang berwarna keemasan.
Pada jaman itu pula Susuhunan Ratu Tunggal dari Giri, berkenan menciptakan wayang jenis lain yaitu wayang Gedog. Bentuk dasar wayang Gedog bersumber dari wayang Purwa. Perbedaannya dapat dilihat bahwa untuk tokoh laki-laki memakai teken. Lakon pokok adalah empat negara bersaudara, yaitu Jenggala, Mamenang / Kediri, Ngurawan dan Singasari. Menurut pendapat Dr. G.A.J. Hazeu, disebutkan bahwa kata “Gedog” berarti kuda. Dengan demikian pengertian dari Wayang Gedog adalah wayang yang menampilkan ceritera-ceritera Kepahlawanan dari “Kudawanengpati”atau yang lebih terkenal dengan sebutan Panji Kudhawanengpati. Pada pagelaran wayang Gedog diiringi dengan gamelan pelog.
Sunan Kudus salah seorang Wali di Jawa menetapkan wayang Gedog hanya dipagelarkan di dalam istana.
Berhubung wayang Gedog hanya dipagelarkan di dalam istana, maka Sunan Bonang membuat wayang yang dipersiapkan sebagai tontonan rakyat, yaitu menciptakan wayang Damarwulan. Yang dijadikan lakon pokok adalah ceritera Damarwulan yang berkisar pada peristiwa kemelut kerajaan Majapahit semasa pemerintahan Ratu Ayu Kencana Wungu, akibat pemberontakan Bupati Blambangan yang bernama Minak Jinggo.
Untuk melengkapi jenis wayang yang sudah ada, Sunan Kudus menciptakan wayang Golek dari kayu. Cerita diambil dari kisah seputar Islam. Dengan menggunakan kisah Menak, –sebagai sebutan bagi Amir Hamzah, salah satu paman Nabi Muhammad–. figur-figur yang terkenal dalam wayang golek adalah : Umar Maya, Umar Madi, Lamdahur, dan sebagainya. Pengisahan ini dilakukan khusus di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sebuah buku berjudul ‘Serat Menak’ ditulis oleh Kyai Yosodipuro I dari Kraton Surakarta. Selain itu, lakon pakem lainnya tetap diambil dari wayang Purwa (umumnya di Jawa Barat) dan diiringi dengan gamelan slendro, tetapi hanya terdiri dari gong, kenong, ketuk, kendang, kecer dan rebab.
Sunan Kalijaga tidak ketinggalan juga, untuk menyemarakkan perkembangan seni pedalangan pada masa itu dengan menciptakan Topeng yang dibuat dari kayu. Pokok ceriteranya diambil dari pakem wayang Gedog yang akhirnya disebut dengan topeng Panji. Bentuk mata dari topeng tersebut dibuat mirip dengan wayang Purwa.
Pada masa Kerajaan Mataram diperintah oleh Panembahan Senapati atau Sutawijaya, diadakan perbaikan bentuk wayang Purwa dan wayang Gedog. Wayang ditatah halus dan wayang Gedog dilengkapi dengan keris. Di samping itu baik wayang Purwa maupun wayang Gedog diberi bahu dan tangan yang terpisah dan diberi tangkai.
Pada masa pemerintahan Sultan Agung Anyakrawati, wayang Beber yang semula dipergunakan untuk sarana upacara ruwatan diganti dengan wayang Purwa dan ternyata berlaku hingga sekarang. Pada masa itu pula diciptakan beberapa tokoh raksasa yang sebelumnya tidak ada, antara lain Buto Cakil. Wajah mirip raksasa, biasa tampil dalam adegan Perang Kembang atau Perang Bambangan. Perwujudan Buta Cakil ini merupakan sengkalan yang berbunyi: Tangan Jaksa Satataning Jalma ( 1552 J / 1670 M ). Dalam pagelaran wayang Purwa tokoh Buta Cakil merupakan lambang angkara murka. Bentuk penyempurnaan wayang Purwa oleh Sultan Agung tersebut diakhiri dengan pembuatan tokoh raksasa yang disebut Buta Rambut Geni, yaitu merupakan sengkalan yang berbunyi Urubing Wayang Gumulung Tunggal: ( 1553 J / 1671 M ).
Sekitar abad ke 17, Raden Pekik dari Surabaya menciptakan wayang Klithik, yaitu wayang yang dibuat dari kayu pipih, mirip wayang Purwa.
Dalam pagelarannya dipergunakan pakem dari ceritera Damarwulan, pelaksanaan pagelaran dilakukan pada siang hari. Topik cerita yang disuguhkan diambil dari kerajaan-kerajaan di Jawa Timur, yakni Jenggala, Kediri dan Majapahit dengan pusat cerita antara lain kisah tentang Raden Panji dan Cindelaras, anak desa penyabung ayam. Damarwulan adalah tokoh heroik dari Majapahit yang berhasil membunuh musuh kerajaan bernama Menakjinggo dari kerajaan Blambangan (kini Banyuwangi), hingga kemudian ia pun diperbolehkan menikahi Ratu Kencana Wungu, meski ia telah beristri Anjasmara, anak sang patih kerajaan (Loh Gender), hingga akhirnya diangkat menjadi raja.
Pada tahun 1731 Sultan Hamangkurat I menciptakan wayang dalam bentuk lain yaitu wayang Wong. Wayang wong adalah wayang yang terdiri dari manusia dengan mempergunakan perangkat atau pakaian yang dibuat mirip dengan pakaian yang ada pada wayang kulit.
Dalam pagelaran mempergunakan pakem yang berpangkal dari Serat Ramayana dan Serat Mahabarata. Perbedaan wayang Wong dengan wayang Topeng adalah ; pada waktu main, pelaku dari wayang Wong aktif berdialog; sedangkan wayang Topeng dialog para pelakunya dilakukan oleh dalang.
Pada jaman pemerintahan Sri Hamangkurat IV; beliau dapat warisan Kitab Serat Pustakaraja Madya dan Serat Witaraja dari Raden Ngabehi Ranggawarsito. Isi buku tersebut menceriterakan riwayat Prabu Aji Pamasa atau Prabu Kusumawicitra yang bertahta di negara Mamenang / Kediri.
Kemudian pindah Kraton di Pengging. Isi kitab ini mengilhami beliau untuk menciptakan wayang baru yang disebut wayang Madya. Ceritera dari Wayang Madya dimulai dari Prabu Parikesit, yaitu tokoh terakhir dari ceritera Mahabarata hingga Kerajaan Jenggala yang dikisahkan dalam ceritera Panji. Bentuk wayang Madya, bagian atas mirip dengan wayang Purwa, sedang bagian bawah mirip bentuk wayang gedog.
Semasa jaman Revolusi fisik antara tahun 1945 – 1949, usaha untuk mengumandangkan tekad pejuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu usaha ialah melalui seni pedalangan. Khusus untuk mempergelarkan ceritera- ceritera perjuangan tersebut, maka diciptakanlah wayang Suluh.
Wayang Suluh berarti wayang Penerangan, karena kata Suluh berarti pula obor sebagai alat yang biasa dipergunakan untuk menerangi tempat yang gelap. Bentuk wayang Suluh, baik potongannya maupun pakaiannya mirip dengan pakaian orang sehari-hari.Bahan dipergunakan untuk membuat wayang Suluh ada yang berasal dari kulit ada pula yang berasal dari kayu pipih. Ada sementara orang berpendapat bahwa wayang suluh pada mulanya lahir di daerah Madiun yang di ciptakan oleh salah seorang pegawai penerangan dan sekaligus sebagai dalangnya. Tidak ada bentuk baku dari wayang Suluh, karena selalu mengikuti perkembangan jaman. Hal ini disebabkan khususnya cara berpakaian masyarakat selalu berubah, terutama para pejabatnya .
Kini, beragam wayang lahir, tumbuh dan terdapat di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jawa, Sunda, Bali, Lombok, dan Sumatera. Wayang Kulit terdapat pula di Kedu, Tejokusuman, Ngaben, Surakarta, Banyumas dan Cirebon. Selain wayang Gedog, ada wayang Sadad. Di samping wayang Madya, ada wayang Krucil/ Karucil, juga ada wayang Sasak, wayang Kaper, wayang Wahyu, wayang Intan, wayang Suket (Rumput), wayang Revolusi. Sebagian ragam wayang tersebut masih tersimpan di Museum Mpu Tantular di Surabaya dan Museum Wayang di Jakarta. Koleksi lainnya di museum ini adalah wayang Golek berukuran besar dan mini, serta berbagai jenis topeng. Di samping wayang dari nusantara, di museum ini disertakan pula koleksi dari manca negara meliputi boneka (puppet) dari Kelantan (Malaysia), Suriname, Perancis, Kamboja, India, Pakistan, Vietnam, Inggris, Amerika dan Thailand. [SS Listyowati]
Dikutip dari berbagai sumber dan sebagian besar dari: Sutini. BA/ DITINJAU DARI SEJARAH PERKEMBANGAN SERTA PERANANNYA DALAM MENUNJANG PENDIDIKAN KEPRIBADIAN BANGSA/ Nawasari Warta, Oktober 1994

Konsep Hukum Islam

Posted by dias at-tatrouk On 06.03 0 komentar

Konsepsi hukum Islam yang berorientasi kepada agama dengan dasar
doktrin keyakinan dalam membentuk kesadaran hukum manusia untuk
melaksanakan Syari’at, sumber hukumnya merupakan satu kesatuan yang
berasal hanya dari firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi
Muhammad. Melalui cara Nabi berkata, berbuat dan diam dalam menghadapi
manusia dengan tingkahlakunya dapat dikembangkan sesuai suasana yang
dibutuhkan dalam pergaulan hidup tetapi tidak menyimpang dari sumber
hukum asalnya. Sumebr-sumber hukum Islam yang disepakati oleh para
ulama adalah Al Qur'an dan sunnah Nabi. Adapun sumber lainnya, yaitu
ijma’, Qiyas, Istihsan, maslahah mursalah, ‘Ury, istishab dan lainnya
26
digunakan dan ditempatkan sebagai metode berijtihad. Namun pada
umumnya sumber hukum Islam yang dipakai dibagi menjadi empat macam
yaitu Al Qur'an, Sunnah Rosul (Nabi). Ijma’ dan Qiyas.
Menurut Ahmad Azhar Basyir, selain Al Qur'an dan Sunnah Rasul,
sumber hukum Islam yang dapat digolongkan dalam sumber ketiga, yaitu
pikiran, ra’yu atau ijtihad. Ijma’ merupakan kesepakatan bulat pendapat
dalam Ijtihad yang dilakukan secara kolektif. Sedangkan Qiyas merupakan
satu metode dalam Ijtihad.5


Periode Demokrasi Terpimpin

Langkah-langkah pemerintahan Demokrasi Terpimpin yang dianggap sangat berpengaruh dalam dinamika hukum dan peradilan adalah: 1) Menghapuskan doktrin pemisahan kekuasaan dan mendudukan MA dan badan-badan pengadilan di bawah lembaga eksekutif; 2) Mengganti lambang hukum ?dewi keadilan? menjadi ?pohon beringin? yang berarti pengayoman; 3) Memberikan peluang kepada eksekutif untuk melakukan campur tangan secara langsung atas proses peradilan berdasarkan UU No.19/1964 dan UU No.13/1965; 4) Menyatakan bahwa hukum perdata pada masa kolonial tidak berlaku kecuali sebagai rujukan, sehingga hakim mesti mengembangkan putusan-putusan yang lebih situasional dan kontekstual.

Periode Orde Baru

Perkembangan dan dinamika hukum dan tata peradilan di bawah Orde Baru justru diawali oleh penyingkiran hukum dalam proses politik dan pemerintahan. Di bidang perundang-undangan, rezim Orde Baru ?membekukan? pelaksanaan UU Pokok Agraria, dan pada saat yang sama membentuk beberapa undang-undang yang memudahkan modal asing berinvestasi di Indonesia; di antaranya adalah UU Penanaman Modal Asing, UU Kehutanan, dan UU Pertambangan. Selain itu, orde baru juga melakukan: 1) Penundukan lembaga-lembaga hukum di bawah eksekutif; 2) Pengendalian sistem pendidikan dan penghancuran pemikiran kritis, termasuk dalam pemikiran hukum; Singkatnya, pada masa orde baru tak ada perkembangan yang baik dalam hukum Nasional.

Periode Pasca Orde Baru (1998 – 2005)

Sejak pucuk eksekutif di pegang Presiden Habibie hingga sekarang, sudah terjadi empat kali amandemen UUD RI. Di arah perundang-undangan dan kelembagaan negara, beberapa pembaruan formal yang mengemuka adalah: 1) Pembaruan sistem politik dan ketetanegaraan; 2) Pembaruan sistem hukum dan hak asasi manusia; dan 3) Pembaruan sistem ekonomi.
Penyakit lama orde baru, yaitu KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) masih kokoh mengakar pada masa pasca orde baru, bahkan kian luas jangkauannya. Selain itu, kemampuan perangkat hukum pun dinilai belum memadai untuk dapat menjerat para pelaku semacam itu. Aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan hakim (kini ditambah advokat) dilihat masih belum mampu mengartikulasikan tuntutan permbaruan hukum, hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan Kejaksaan Agung meneruskan proses peradilan mantan Presiden Soeharto, peradilan pelanggaran HAM, serta peradilan para konglomerat hitam. Sisi baiknya, pemberdayaan rakyat untuk menuntut hak-haknya dan mengembangkan sumber daya hukumnya secara mandiri, semakin gencar dan luas dilaksanakan. Walaupun begitu, pembaruan hukum tetap terasa lambat dan masih tak tentu arahnya.

Periode Revolusi Fisik

Pembaruan hukum yang sangat berpengaruh di masa awal ini adalah pembaruan di dalam bidang peradilan, yang bertujuan dekolonisasi dan nasionalisasi: 1) Meneruskan unfikasi badan-badan peradilan dengan melakukan penyederhanaan; 2) Mengurangi dan membatasi peran badan-badan pengadilan adat dan swapraja, kecuali badan-badan pengadilan agama yang bahkan dikuatkan dengan pendirian Mahkamah Islam Tinggi

Periode Demokrasi Liberal

UUDS 1950 yang telah mengakui hak asasi manusia. Namun pada masa ini pembaharuan hukum dan tata peradilan tidak banyak terjadi, yang ada adalah dilema untuk mempertahankan hukum dan peradilan adat atau mengkodifikasi dan mengunifikasinya menjadi hukum nasional yang peka terhadap perkembangan ekonomi dan tata hubungan internasional. Kemudian yang berjalan hanyalah unifikasi peradilan dengan menghapuskan seluruh badan-badan dan mekanisme pengadilan atau penyelesaian sengketa di luar pengadilan negara, yang ditetapkan melalui UU No. 9/1950 tentang Mahkamah Agung dan UU Darurat No. 1/1951 tentang Susunan dan Kekuasaan Pengadilan.

Hukum di Indonesia - Apa itu Hukum ?

Posted by dias at-tatrouk On 06.29 0 komentar

Asal - usul Istilah Hukum

Istilah "hukum" berasal dari bahasa Arab hukmun yang artinya "menetapkan". Di dunia akademis, istilah hukum lebih sering dipadankan dengan istilah ius. Ius yang dituliskan atau di-constitutum-kan adalah peraturan perundang-undangan (lege, droit, wet). Jadi, hukum bisa diartikan sebagai norma, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Hukum yang diciptakan oleh badan-badan negara dan pemerintah dinamai peraturan perundang-undangan (regel) atau peraturan kebijakan (policy regel, beleid regel). Sedangkan hukum-hukum kerajaan dinamai dengan Kitab Raja. Untuk hukum-hukum adat yang telah dituliskan sampai saat ini belum memiliki nama khusus.
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan.dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela."

Pengertian Hukum

Oleh karena penggunaan sudut pandang atau faham/aliran berfikir yang berbeda-beda, maka definisi tentang hukum pun berbeda-beda pula. Ada empat aliran berpikir yang cukup berpengaruh dalam pemikiran hukum: 1) Aliran Hukum Alam atau Hukum Kodrat, berpendapat bahwa hukum tertinggi atau yang utama, yang darinya Hukum Positif berasal. Hukum Kodrat berasal dari perintah Tuhan; 2) Aliran Positivisme Hukum, berpendapat bahwa hukum yang utama adalah hukum yang berasal atau diciptakan oleh manusia, yakni Hukum Positif; 3) Aliran Sejarah Hukum atau Hukum Historis, berpendapat bahwa hukum adalah aturan main dalam pergaulan sosial yang ditemukan dalam masyarakat, artinya hukum merupakan jiwa bangsa; 4) Aliran Sosiologi Hukum, berpendapat bahwa aturan hukum juga berasal dari institusi agama ataupun institusi masyarakat.

Bentuk atau Pembadanan Hukum

Pembadanan hukum adalah cara norma hukum menampakkan wujud dirinya. Ada dua cara hukum menampakkan dirinya, yakni tertulis (misal: peraturan perundang-undangan, kebijakan, dan Hukum adat yang dituliskan), kemudian tidak tertulis (misal: simbol, lambang, atau gerakan yang masih bisa ditangkap dengan panca indera, tradisi).

Norma Hukum dan Norma-Norma Sosial Lainnya

Norma hukum adalah satu di antara empat norma sosial yang ada, yaitu norma kepercayaan atau keagamaan, norma kesusilaan dan norma sopan santun/kebiasaan. Selain berisi kewajiban, norma hukum juga berisi hak. Norma hukum dapat dibedakan dengan norma-norma sosial yang lain namun tidak dapat dipisahkan karena di antara mereka terdapat sejumlah titik temu.

Sistem Hukum

Dua cara yang selama ini digunakan untuk mengartikan istilah sistem hukum. Pertama, yang mengartikan sistem hukum sebagai kesatuan dari komponen atau unsur (sub-sistem) sebagai berikut: hukum materiil?hukum formil dan hukum perdata?hukum publik. Termasuk di dalam pandangan ini adalah yang melihat sistem hukum sebagai kesatuan antar berbagai peraturan perundang-undangan, atau kesatuan antar peraturan perundang-undangan dengan asas-asas hukum. Kedua, yang mengartikan sistem hukum sebagai kesatuan dari komponen: struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum